Dia juga telah diperintahkan oleh Allah untuk memperingatkan
kaumnya dari fitnah yang akan ditimbulkan Dajjal. Kalaulah Allah
memberi amanah kepada Nabi Musa untuk memerangi Dajjal itu,
tentu dia akan memancung lehernya.Paling istimewa lagi, Samin (Dajjal) itu terang-terang mengaku bahawa dirinya bertanggung jawab penuh atas segala kesesatan yang berlaku itu. Mengetahui hal itu, Nabi Musa hanya berkata:
"Pergilah kamu!" Nabi Musa hanya menyuruh Dajjal itu pergi
dengan penuh kebebasan tanpa ada hukuman atau siksaan.
Tidak disiksa atau dibunuhnya. tidak juga dia memenjarakan
Dajjal itu.Hanya menyuruh pergi. Pergi ke mana saja di muka
bumi ini mengikut kehendak dan kemahuan hatinya. Dajjal itu juga
bebas berhubung dengan sesiapa, melakukan apa saja.
"Sesungguhnya bagimu didalam kehidupan (di dunia ini) Maknanya Samiri (Dajjal) bolehmelakukan apa yang dia ingin dan boleh lakukan. Ini bererti segala kehidupan terbuka luas untuk dia
lakukan. Dajjal boleh hidup bersenang lenang dan melakukan apa saja seperti binatang buas di hutan belantara. Dia boleh melakukan apa saja yang dia suka. Dia berhak memilih
jalan hidup yang dia inginkan.
Sebab itu dia berkata,"Jangan kausentuh aku." Tidak seorang pun boleh menyentuhmu untuk mengganggumu. Dan tidak boleh ada yang membahayakanmu selama engkau masih diberi kesempatan hidup oleh Allah.
Samiri (Dajjal) memang benar-benar diusir dan Bani Israil. Tidak dibunuh atau diseksa walaupun dia telah membuatkan orang-orang Bani Israil terpesong dari menyembah Allah kepada
menyembah berhala. Apakah hukuman orang yang melakukan fitnah sedemikian hanya diusir? Ayat surah Thaha 20:97.
Dan sesungguhnya bagimu adajanji (hukuman) yang kamu sekali-kali tidak dapat menghindarinya. Kebebasan tidak mutlak kerana akan ada yang memberikan seksaan kepadamu dan membunuhmu. Hingga kini waktunya yang tertentu hanya diketahui oleh Allah swt. Maka sesungguhnya bagi kamu di dalam kehidupan di dunia ini (hanya dapat) mengatakan: "Tidak boleh menyentu (aku)" Surah Thaha 20:97.
Atas sebab itulah Rasulullah saw. tidak memberikan izin kepada 'Umar bin Khaththab untuk membunuh Ibn Shayyad yang ketika itu disangka sebagai Dajjal.
Dia bermohon, "Biarkan aku memenggal lehernya, wahai Rasulullah!" Rasulullah saw. menjawab, "Jika benar dia adalah Dajjal, maka engkau tidak mempunyai kekuasaan atasnya. Tetapi jika dia bukan Dajjal, maka tidak ada manafaatnya bagi membunuhnya. (petikan ini sebagaimana dalam kitab at-Tadzkhirah karyaAI-Qurthubi)
Sementara dalam kitab Shahih Muslim pula, sebuah hadis panjang dari Jabir bin 'Abdullah: Maka berkatalah Umar bin Khaththab, "Berilah aku izin untuk membunuhnya, wahai Rasulullah!" Rasulullahsaw bersabda."Jika benar dia adalah Dajjal, maka kamu bukan tandingannya.
Lawannya adalah Nabi Isa. Tetapi jika dia bukan Dajjal, maka engkau tidak berhak membunuh seseorang dari ahl al-'ahd."
Abu Dawud ath-Thayalisi meriwayatkan dalam Musnad, sebagaimana disebutkan dalam al-Jami 'ash-Shaghir susunan Imam as-Suyuthi bahawa al-Alqami berkata: Diriwayatkan dari Abu Hurairaih bahawa Rasulullah saw bersabda, Tidak ada seorang pun punya kekuasaan untuk mengatasi Dajjal kecuali Nabi Isa bin Maryam."
Bahkan Imam Mahadi yang akan melawan Dajjal tidak sanggup membunuhnya sendirian. Yang akan membunuh Dajjal dengan izin Allah dan pada saat yang telah ditentukan serta tidak dapat diingkari
adalah Nabi Isa al Masih yang akan melenyapkan keperibadian Dajjal sampai musnah. Tidak diragukan lagi bahawa janji hukuman itu berlaku di dunia ini, sesuai dengan peringatan Allah swt.
Dajjal bebas bergerak dan membuat pilihan. Tidak ada yang mampu mengalahkan Dajjal kecuali pada saat janji hukuman yang telah ditentukan Nabi Musa pernah berkata seperti kepada orang
zalim.'Kamu mempunyai satu hari." Tetapi satu hari yang dimaksud bukanlah satu hari pada hari kiamat."
Surah Thaha, 20: 97-98 Dan lihatlah Tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya, sesungguhnya kami akan membakarnya, kemudian kami sungguh-sungguh akan menghamburkannya
ke dalam laut (berupa abu yang berserakan) Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada tuhan selain Dia. Pengetahuan Nya meliputi segala sesuatu.
Patung yang pembuatannya diketuai dan direkabentuk oleh
Samiri (Dajjal) itu dibakar oleh Nabi Musa dan dihambur-hambu-
kannya ke laut. Nabi Musa membakarnya kerana patung itu bukan
hanya sekadaremas. melainkan juga berupa daging dan darah
sebelumnya, walaupun itu hanya diperlakukan secara khayalan
seperti pengaruh sihir. Walaupun emas akan cair jika dibakar
dengan api. Akan tetapi Nabi Musa tidak menginginkan apa pun.
Sebab itu dia membakarnya sampai menjadi abu dan kemudian
membuangnya ke Laut Merah.
Nabi Musa menjadikannyha
sebagai abu yang bertaburan di hadapan kaum Bani Israil dan
di hadapan Samiri (Dajjal) sendiri. Perbuatan ini dilakukan untuk
menyedarkan mereka semua bahawa tidak ada tuhan selain Allah
Yang Mengetahui segala sesuatu yang ada dahulu, sekarang dan
yang akan datang.
Samiri (Dajjal) berdiri sambil memerhati tuhannya dihancurkan. Sementara itu Nabi Musa mengajak kaumnya untuk pergi menuju ke Lembah di Sina. Kemudian Samiri (Dajjal) berdiri di pinggir pantai Laut Merah dan memerhatikan Bani Israil. Dia berkata kepada mereka.
"Sampai berjumpa lagi wahai Bani Israil pada saat Musa tidak ada...

No comments:
Post a Comment